Istilah ekonomi digital muncul dari adanya modernisasi dan digitalisasi dalam bidang ekonomi sehingga kegiatan
ekonomi dapat berlangsung dengan cepat dan mudah. Perkembangan teknologi telah
membawa perubahan yang sangat cepat dan kompetisi yang ketat. Mobilitas
manusia, distribusi barang, serta lalu lintas modal dan informasi semakin cepat
berkembang melalui digitalisasi. Teknologi memudahkan manusia dalam ekonomi digital seperti kemudahan transaksi, mendorong industrialisasi, dan mendorong produktivitas. #Ecodigi
Ekonomi digital di Indonesia memiliki potensi dan prospek yang sangat
besar karena jumlah pengguna komputer dan internet
yang tinggi. Para pengguna internet tersebut tentu bisa menjadi target
pasar yang luas bagi para pelaku e-business
atau technopreneur. Potensi
tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Direktur Pelaksana Dana Moneter
Internasional (IMF), Christine Lagarde, bahwa potensi ekonomi digital Indonesia
sangat besar karena ada 1.700 usaha rintisan yang bergerak di dalam negeri.
Namun saat ini tugas pemerintah adalah memastikan bahwa ekonomi digital harus
dapat menopang pertumbuhan ekonomi.[1] Ekonomi digital harus
menjamin agar tidak hanya mendorong produktivitas dan pertumbuhan, namun juga
menjadi fondasi yang bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat.
Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungan kerja ke Silicon Valley, Amerika Serikat pada tahun 2016 menyampaikan visi “Indonesia: The Digital Energy of Asia”. Visi tersebut merupakan visi menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia tahun 2020. Poin utama dalam visi tersebut yaitu menyusun Roadmap E-Commerce dan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.
Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Perindustrian juga mendorong ekonomi digital Indonesia dengan merancang Roadmap Making Indonesia 4.0 dalam poin ke-8.[2]
Dari visi Indonesia The Digital Energy dan Making Indonesia 4.0 yang telah dijelaskan di atas, mendorong Indonesia untuk melakukan kerjasama dengan negara lain agar tercapai tujuan ekonomi digital Indonesia tersebut. Salah satu kerjasama yang dilakukan pemerintah Indonesia yaitu kerjasama ekonomi digital dengan negara tetangga, Singapura.
Indonesia dan Singapura berkomitmen untuk saling meningkatkan kerja sama yang intensif di bidang ekonomi khususnya sektor industri dan digital.[3] Hal ini ditandai dengan pertemuan kedua kepala negara, Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam rangka perayaan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Singapura.
Kerjasama Ekonomi Digital Indonesia-Singapura Sumber: Kementrian Luar Negeri RI |
Penerapan
dan realisasi kerjasama ekonomi digital antara Indonesia dan Singapura adalah
dengan dibangunnya infrastruktur telekomunikasi digital yang dinamakan Nongsa
Digital Park (NDP) di Kota Batam, Kepulauan Riau.[4] NDP adalah taman digital
terpadu yang menyediakan tempat bagi bisnis digital untuk berkembang, sebuah
situs yang ideal untuk pengembangan pusat data. NDP menjadi salah satu bentuk
infrastruktur yang mendukung kegiatan ekonomi digital. NDP memberikan
kesempatan yang luas kepada para pegiat digital untuk mengembangkan bisnisnya
sekaligus melakukan riset lebih mendalam mengenai teknologi yang dibuat.
Peresmian Nongsa Digital Park Batam |
Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk memperluas jaringan internet Indonesia agar semakin banyak
rakyat Indonesia menjadi bagian dari proses transformasi ekonomi digital.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada peresmian NDP di Batam menekankan 4
poin utama yang tercermin dalam pengembangan Nongsa Digital Park ini yang sangat
penting dalam pengembangan digital
economy Indonesia ke depan yaitu perluasan akses internet, akses permodalan, akses ke para pemuda bertalenta, dan
kerja sama internasional dan investasi.
Lokasi Nongsa Digital Park yang Strategis Sumber: nongsadigital.com |
NDP dalam hal ini menyediakan kawasan terpadu untuk para technopreneur dan pekerja startup digital, dengan menyediakan
berbagai fasilitas, mulai dari jaringan internet
optik berkecepatan tinggi, startup
incubator, co-working space, office block, hingga data centre bagi para perusahaan digital yang menjadi tenant NDP.
Sejumlah perusahaan startup
sudah berinvestasi di NDP dan untuk tahap awal, mempekerjakan kurang Iebih
1.500 pekerja. Beberapa startup yang
sudah bergabung dengan NDP diantaranya adalah Liquidpay, Glints, ProSPace, dan
masih banyak startup lainnya. Jumlah
ini tentu akan meningkat seiring dengan selesainya proyek NDP secara
keseluruhan yang ditargetkan menarik investasi potensial di atas 500 juta dolar
AS.
Indonesia
memilih Singapura sebagai mitra dalam kerjasama ekonomi digital karena negara
Singapura sebagai negara maju lebih unggul dalam hal teknologi informasi serta e-commerce. Kerjasama Indonesia dan
Singapura merupakan langkah yang tepat dan saling menguntungkan bagi kedua
negara sebab banyak investor asing dan startup
asal Singapura yang menanamkan modalnya dan bergabung dalam NDP. Indonesia juga mendapatkan keuntungan berupa modal serta transfer teknologi digital.
Diharapkan kerjasama ini akan terus berlanjut dan mendorong Indonesia untuk berkerjasama dengan negara lainnya yang ekonomi digitalnya jauh lebih maju dan dapat belajar dari sana. Diharapkan juga infrastruktur dan fasilitas-fasilitas yang telah disediakan pemerintah berguna bagi masyarakat, technopreneur, dan pegiat bisnis digital lainnya yang dapat mendorong ekonomi digital Indonesia.
#EcoDigi
#EkonomiDigital
#DigitalEconomy
[1] Breuer,
Luis E. Dkk. 2018. Realizing
Indonesia’s Economic Potential . International Monetary Fund, IMF
Publications. Hal. 5-6.
[2] Diakses dari http://www.kemenperin.go.id/download/18384.
[3] “RI-Singapura Sinergi di Sektor Ekonomi Digital, Kawasan Industri, dan Vokasi”., http://www.kemenperin.go.id/artikel/18114/RI-Singapura-Sinergi-di-Sektor-Ekonomi-Digital,-Kawasan-Industri,-dan-Vokasi, diakses 1 Oktober 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar